Jakarta, 20 Agustus 2011
Minggu, pagi hari pukul 7:30 WIB
Sedang asik-asiknya menulis diBlog pagi2 tetangga kosan (pasangan suami istri yng sudah brkeluarga dan memiliki rmh)
Jeritan dan amukan seorang ibu trdengan dengan mengeluarkan kt2 kasar dan cacian kepad suaminya, entah apa awal masalah dari pertengkaran mereka.
hal ini memang sudah sering w dengar, memang blok'an rumah yang dibelakang kosan suka sekali ketika berantem jerit2an dan banyaknya cacian yang keluar.....baik dari anak ke ibunya, atau dari ibu ke anak, dari isteri ke suami bahkan pernah anaknya sendiri di seret sampai depan gank (tepanya mpe depan kosan w). begitupun dengan sang suami, dia tak kalah cacian dan makian nya yang terucap kepad sang isteri.
terkadang saya berpikir, apa sich yang mereka permasalahan, sepertinya sering sekali masalah yang berujung cacian, makian, bahkan pukulan fisik.
apa krn mereka kurang akan pendidikan dan keadaan ekonomi yg membuat rumah tangga mereka seperti itu?? atau bahkan kurangnya penerapan ilmu agama yang mereka pegang?? sungguh membuat hati ini miris, saya membayangkan dan menyayangkan nasib dari kedaan psikologis anak-anak mereka yang msh kecil, sungguh mengelus dada. ok, itu urusan rumah tangga mereka. Tapi jika hal itu terus berkelanjutan sungguh sy tak bisa berbuat apa2 dan saya pun tak bisa menyelahkan siapa2,,,,,
tapi ketika pertengkaran itu terjadi ditengah malam, itu sudah tidak bisa ditolerin lagi, pernah suatu malam, anak dari salah satu keluarga yg ada dibelakang kosan ditiba2 diseret dan di "hajar" ibunya dengan sapu injuk tepatnya gagang (pegangan sapu).....aaawww.....aawww....aaawww..... mamah,,,sakit.....................
si anak berteriak kenjang sekali sampai2 seisi kosan w dan kosan yg berada di depan rumah itu trbangun semua. seorang ibu memukuli anaknya dengan sapu, menjambaknya, lalu menyeretnya sampai depan gank. Hal itu terjadi krn si anak (perempuanya) pulang malam hari, klo g salah waktu itu saya liat jam sekitar pukul 12 malam atau jm 1 pagi ya,,,,Heeemmm......
yang akhirnya pertengkaran antara ibu dan anaknya itu membuat saya tidak dapat tidur lagu, sungguh membuat saya mencekap......
namun, esokan harinya antara ibu dan anak itu baikan,,,dan ada masalah baru lagi dan berantem lagi. begitu dan begitu..............
Pemicu Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Oleh : Nurma
Bener Meriah
Kekerasan dalam rumah tangga dapat dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yang disebabkan faktor ekonomi, bisa digambarkan misalnya minimnya penghasilan suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Terkadang ada seorang istri yang terlalu banyak menuntut dalam hal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik dari kebutuhan sandang pangan maupun kebutuhan pendidikan. Dari situlah timbul pertengkaran antara suami dan istri yang akhirnya menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga. Kedua belah pihak tidak lagi bisa mengontrol emosi masing-masing. Seharusnya seorang istri harus bisa memahami keuangan keluarga. Naik turunnya penghasilan suami sangat mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk keluarga. Disamping pendapatan yang kecil sementara pengeluaran yang besar seorang istri harus mampu mengkoordinir berapapun keuangan yang ada dalam keluarga, sehingga seorang istri dapat mengatasi apabila terjadi pendapatan yang minim. Cara itu bisa menghindari pertengkaran dan timbulnya KDRT di dalam sebuah keluarga.
Dari faktor pendidikan, bisa disebabkan oleh tidak adanya pengetahuan dari kedua belah pihak bagaimana cara mengimbangi dan mengatasi sifat-sifat yang tidak cocok diantara keduanya. Mungkin di dalam sebuah rumah tangga ada suami yang memiliki sifat arogan dan cenderung menang sendiri, karena tidak adanya pengetahuan. Maka sang istri tidak tahu bagaimana cara mengatasi sifat suami yang arogan itu sendiri. Sehingga, sulit untuk menyatukan hal yang berbeda. Akhirnya tentulah kekerasan dalam rumah tangga. Kalau di dalam rumah tangga terjadi KDRT, maka perempuan akan menjadi korban yang utama. Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah.
Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. Seharusnya seorang suami dan istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya masing-masing.
Sepertti halnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah hubungan, butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk beraktivitas di luar rumah. Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita, kajadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.
Kekerasan dalam rumah tangga juga bisa disebabkan tidak adanya rasa cinta pada diri seorang suami kepada istrinya, karena mungkin perkawinan mereka terjadi dengan adanya perjodohan diantara mereka tanpa didasari dengan rasa cinta terlebih dahulu. Itu bisa membuat seorang suami menyeleweng dari garis-garis menjadi seorang suami yang baik dan lebih bertanggung-jawab. Suami sering bersikap kasar dan ringan tangan. Untuk menghadapi situasi yang seperti ini, istri butuh kesabaran yang sangat amat besar. Berusaha berbuat semanis mungkin agar suami bisa berubah dan bersikap manis kepada istri.
Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-masing.
http://www.ccde.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=200:pemicu-kekerasan-dalam-rumah-tangga&catid=6:bidik&Itemid=7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar